Home / BERITA UTAMA / Jangan Nodai Kota Santriku

Jangan Nodai Kota Santriku

Oleh: Sania Nabila Afifah*

Siapa tak kenal kota Jember kota yang masyhur dengan julukan kota seribu pesantren, pesantren pastinya identik dengan santri maka Jember juga disebut kota Santri. Kedua julukan inilah Jember terkenal religius dengan kultur masyarakatnya yang suka pengajian, sholawatan dan kegiatan Islami lainnya.

Namun sayangnya Jember saat ini telah berubah menjadi kota karnaval. Dengan adanya ajang karnaval yang setiap tahun yang telah go internasional yang di gadang-gadang dapat mengharumkan nama baik Jember yaitu Jember Fashion Carnaval (JFC).

Memang benarJFC dapat mengharumkan nama baik kota Jember, namun disisi lain efek nya dapat memudharatkan masyarakat utama nya para generasi. Arus liberalisasi yang dibawa dalam pagelaran tersebut kali ini semakin menuai pro kontra. Hingga MUI Jember berfatwa bahwa JFC itu ajang mengumbar aurat dan menjadi ajang kemaksiyatan.

Dikutip dari Suaraindonesia.co.id.Jember – Tokoh Pesantren Muda Ponpes. Raudlatul Ulum Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, K.Abdur Rohman Luthfi sesalkan atraksi Jember Fashion Jember (JFC) dengan menggunakan busana kurang etis (mengumbar aurat) di depan umum.

Dirinya mengaku malu, saat menonton di salah satu siaran video dan membaca di media sosial, pertunjukannya terkesan mempertontonkan sesuatu yang kurang pas di ruang publik.

“Jember ini terkenal dengan banyak pesantren. Tolong jangan umbar aurat di depan umum. Apalagi, yang menyaksikan anak di bawah umur dan banyak santri, ini kan malu dan kurang mendidik,” lontarnya, Senin (05/08/2019).

JFC Ajang Kemaksiatan dan Bertentangan dengan Norma Islam

Bila dilihat dan dipikirkan memang benar jika JFC dibilang sebagai ajang kemaksiatan sebab di dalam pagelaran tersebut menampilkan wanita yang berbusana minim, yang mana dalam Islam wanita dilarang mengumbar aurat di depan umum. Ada kewajipan menutup aurat bagi perempuan yang dijelaskan oleh Allah di dalam surat al-ahzab 59.

Allah berfirman “ Wahai Nabi! katakan lah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan Jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Serta kewajiban memakai penutup kepala atau kerudung serta kepada siapa saja boleh membuka aurat bagi wanita. yang dijelaskan dalam surat an-nur ayat 30-31.

Wanita dan laki-laki juga dilarang berhias berlebihan. Dimana kostum yang digunakan serta tata rias wajah yang digunakan cenderung berlebihan dan otomatis akan menghabiskan biaya yang mahal atau pemborosan. Hal tersebut tidak dibenarkan dalam Islam Sebagaimana firman Allah di surat al-Isra ayat 27.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya.”

Allah Swt. berfirman untuk menanamkan rasa antipati terhadap sikap pemborosan dan berlebih-lebihan.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.

Yakni tindakan mereka serupa dengan sepak terjang setan, ibnu Mas’ud mengatakan bahwa istilah tab’zir berarti membelanjakan harta bukan pada jalan yang benar. Hal yang sama dikatakan oleh ibnu Abbas.

Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang membelanjakan semua hartanya dalam kebenaran, dia bukanlah termasuk orang yang boros. Dan seandai­nya seseorang membelanjakan satu mud bukan pada jalan yang benar, dia termasuk seorang pemboros.”

Qatadah mengatakan bahwa tab’zir ialah membelanjakan harta di jalan maksiat kepada Allah Swt., pada jalan yang tidak benar, serta untuk kerusakan.

Islam juga melarang laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan berhias menyerupai laki-laki, atau tasyabbuh (menyerupai) menyalahi fitrah penciptaan manusia.

 Islam juga melarang adanya campur baur antara laki-laki dan perempuan di tempat umum tanpa adanya kebutuhan yang disyariatkan, misal ibadah haji sebab hukum asal  pergaulan laki-laki dan perempuan adalah terpisah. 

JFC juga merupakan salah satu bentuk serangan terhadap pemikiran dan budaya Barat (orang kafir) yang mana saat ini gencar menyerang umat Islam. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghancurkan generasi. Merusak moral dan juga cara berpikirnya agar sedikit demi-sedikit terpengaruh olehnya.Berkembangnya LGBT di Jember khususnya dan Indonesia pada umumnya dikarenakan adanya ajang Karnaval yang menyerupai orang kafir seperti JFC dan lainya. Orang kafir tak akan rela umat Islam berpegang pada agama Islam. Segala cara akan dilakukan agar umat Islam mengikuti jalan hidup mereka. Sebagaimana di abadikan oleh Allah dalam surat (al-Baqarah ayat 120).

Peran pemerintah sebagai rain (pengurus) yang mengatur urusan umat. Wajib menjaga dan melindungi generasi dari hal-hal yang membahayakan masyarakat terutama generasi. Sebab generasi kelak akan melanjutkan kehidupan di kota ini. Lalu bagaimana jika generasinya dirusak?

Bagaimana masa depan kota Jember? Cobalah pikirkan

Pemerintah haruslah menjaga fitrah umat Islam dan juga kultur budaya Islami yang selama ini menjadi Ikon kota Jember sebagai kota seribu pesantren dan kota santri. Dan  sebaiknya pemerintah lebih bijak dalam menggunakan anggaran agar tidak dikeluarkan hanya untuk hal yang sia-sia. Yang mana semua akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT pada hari kiamat.

Allah SWT berfirman “Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dia kerjakan dan apa yang telah dia lalaikan. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya”. (Al-Qiyamah ayat 13-15).

Wallahu a’lam bis-shawab

*Komunitas Muslimah Rindu Jannah

Bagikan Ke:

Check Also

Sambut Akhir Tahun 2020, Kanwil DJP Jawa Timur III Capai Penerimaan 100 Persen

Surabaya- Tahun 2020 menjadi tahun penuh perjuangan bagi Direktorat Jenderal Pajak, terutama Kanwil DJP Jawa …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *