Jember- Desa Kemuning Lor merupakan daerah pariwisata, pertanian dan perkebunan yang ditanami buah naga dan kopi Robusta. Dimasa pandemik Covid-19, pendapatan penduduk Desa Kemuning Lor yang bergerak di dunia pariwisata mengalami penurunan dan perlu dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan pendapatan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pembuatan sabun organik yang dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menerapkan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 serta memanfaatkan limbah kopi sebagai bahan antimikroba pada sabun. Kelompok Karang Taruna di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember merupakan kelompok muda di Desa Kemuning Lor yang berperan aktif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Kemuning Lor.
Hal ini yang menjadi dasar dosen Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Jember melakukan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tentang penyuluhan dan pelatihan teknologi pembuatan sabun organik dengan antimikroba alami dari ekstrak limbah kopi.
Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen Jurusan Teknologi Pertanian yang diketuai oleh Dr. Titik Budiati, S.TP., MT., M.Sc. dengan anggota Ir. Wahyu Suryaningsih, M.Si dan Agung Wahyono, SP., M.Si., PhD. dan dibantu oleh mahasiswa Teknologi Pertanian Polije melakukan penyuluhan dan pelatihan tentang Pemanfaatan Limbah Kulit Kopi sebagai Produk Sabun Organik sebagai Produk Kesehatan Unggulan di Kelompok Karang Taruna, Desa Kemuning Lor, Arjasa, Jember.
Kegiatan PKM ini dihadiri oleh 10 orang peserta Karang Taruna. Penyuluhan dan pelatihan diawali dengan penyampaian materi tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Pembuatan Sabun Organik sebagai Produk Kesehatan Unggulan.
Ir. Wahyu Suryaningsih, M.Si menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri karena pencegahan tersebut adalah yang paling baik dan murah. Adapun langkah pencegahan dan menjaga diri dari Virus Corona adalah dengan menerapkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
“GERMAS wajib dilakukan oleh kita untuk mencegah penularan Virus Corona dengan cara rajin mencuci tangan memakai sabun, makan dengan gizi yang seimbang, rajin berolahraga dan istirahat yang cukup, menjaga kebersihan lingkungan. tidak merokok, minum air mineral 8 gelas/hari, makan makanan yang dimasak dengan sempurna, gunakan masker dan bila demam dan sesak nafas, segera ke fasilitas Kesehatan,“ ujar Wahyu Suryaningsih.
Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan teknologi pembuatan sabun organik dengan antimikroba alami dari ekstrak limbah kopi dilakukan di balai desa Kemuning Lor dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Anggota tim PKM, Agung Wahyono, SP., M.Si., PhD menambahkan tentang metode penyampaian PKM dan tujuan kegiatan tersebut di Kelompok Karang Taruna, Desa Kemuning Lor.
“Program PKM ini dilaksanakan secara bertahap untuk memberikan pengetahuan dan juga ketrampilan baru kepada anggota Karang Taruna dalam teknologi pembuatan sabun organik dengan antimikroba alami dari ekstrak limbah kopi dengan tujuan agar Karang Taruna dapat berperan aktif dalam menyediakan bahan yang diperlukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini dengan memanfaatkan limbah kulit kopi sebagai bahan antimikroba alami,” ujar Agung Wahyono.
Para anggota Karang Taruna sangat menyambut baik dengan adanya program PKM ini terlihat dari antusiasme dari para peternak yang dihadir saat kegiatan penyuluhan dan pelatihan teknologi pembuatan sabun organik dengan antimikroba alami dari ekstrak limbah kopi.
“Terima kasih kepada Politeknik Negeri Jember yang telah mengadakan program PKM ini, kami Kelompok Karang Taruna, Desa Kemuning Lor mendapatkan informasi, ilmu dan pengalaman dalam memanfaatkan limbah kulit kopi yang berlimpah di desa kami menjadi produk yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran virus Corona serta dapat dipasarkan ke masyarakat yang lebih luas,” kata Muhammad Baihaki Ikhsan.
Ketua tim program PKM Dr. Titik Budiati, S.TP., MT., M.Sc. menerangkan, bahwa ekstrak limbah kopi berupa kulit kopi biasanya dipakai untuk pakan ternak. Akan tetapi dengan teknologi maka limbah ini dapat dimanfaatkan dengan nilai tambah yang lebih tinggi berupa ekstrak yang bersifat antimikroba sebagai bahan aktif sabun organik.
“Ekstrak limbah kulit kopi mengandung flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan dapat dicampurkan kedalam sabun. Sabun tersebut dibuat dari campuran minyak kelapa, minyak kelapa sawit, soda api, air, parfum, pewarna dan ekstrak limbah kopi. Setelah dicetak dan dihias dengan bunga mawar kering atau bubuk kopi maka campuran tersebut harus melalui proses pemeraman selama 2 hingga 3 minggu untuk menyempurnakan proses saponifikasi,” kata Titik Budiati
“Program Pengabdian Kepada Masyarakat sumber dana PNBP Politeknik Negeri Jember ini secara menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para anggota Karang Taruna di Desa Kemuning Lor dalam berperan aktif mencegah penularan Virus Corona dan bakteri berbahaya dengan menyediakan produk sabun yang dibutuhkan masyarakat serta dapat dipasarkan ke konsumen yang lebih luas,” pungkas Titik Budiati
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan alat dan bahan pembuatan sabun organik dan ekstrak limbah kopi oleh ketua tim program PKM Dr. Titik Budiati, S.TP., MT., M.Sc. kepada Karang Taruna Desa Kemuning Lor yang diwakili oleh Muhammad Baihaki Ikhsan sebagai media awal usaha.