Home / BERITA UTAMA / Menggugat Sejarah Jember

Menggugat Sejarah Jember

Oleh: Salim Umar BSA

Beberapa kali saya menulis artikel tentang sejarah Jember. Ada ketertarikan yang mengganjal hati hingga hari ini, yakni soal usia kota Jember tercinta. Sebab pemerintahan pertama di Jember yang bertanggungjawab pada Residen (Gubernur, kini) sudah ada jauh sebelum tahun 1929. Alangkah bijak jika di moment Hari Jadi Kabupaten Jember ini kita menelaah kembali sejarah tentang Hari Jadi Jember.

Jika kita mengacu pada Nerlando Sentris tentang terbentuknya Kabupaten ini, maka selama ini kita berpegang pada staatsblad no.332 yaitu Kabupaten Jember diresmikan atau terbentuk pada 1 Januari 1929. Artinya pada 2021 ini Jember berusia 92 tahun dengan Bupati pertama R. Notohadinegoro.

Namun kita tidak bisa mengkesampingkan bukti sejarah lain. Bahwa pemerintahan pertama Jember dipimpin Patih Astrodikoro pada 1895.

Jember tempo dulu adalah bagian dari kota Bondowoso. Pada tahun 1879 – 1891 Bupati Bondowoso adalah R.T Wondokusumo. Saat itu terbagi dua wilayah yaitu afdeling Jember dan afdeling Bondowoso.

Waktu itu terjadi gelombang migran besar-besaran ke Jember akibat dari munculnya investasi, usaha-usaha partikelir dan dibukanya perkebunan tembakau Landbouw Maatsxhappij Oud Djember ( LMOD) oleh George Birnie.

Dengan semakin padatnya penduduk, maka afdeling Bondowoso dan afdeling Jember dipimpin masing-masing dengan seorang patih. Patih Jember  adalah R.Kusumonegoro yang juga mantu dari Bupati Bondowoso dan berkuasa di Jember sejak 13 Januari 1883 sampai dengan 1895.

Setelah itu R.Kusumonegoro dilantik jadi Bupati Banyuwangi dan Jember pada 5 Agustus tahun 1895 tersebut dipimpin oleh Raden Astrodikoro.

Raden Astrodikoro dilantik sebagai Patih Zelftandig (lepas dari Bondowoso) artinya pemerintahannya bertanggung jawab langsung pada Residen Besuki.

Raden Astrodikoro adalah patih yang pandai dan disiplin. Ditangannya Jember maju pesat. Stasiun Jember, Terowongan Garahan, DAM Bedadung adalah diantara karyanya. Sumber lain mengatakan Astrodikoro juga seorang arsitek.

Karena banyak jasanya pada pemerintah, Astrodikoro mendapat gelar Raden Panji dan mendapat Bintang mas besar  dan arloji emas atas jasanya memajukan kota Jember baik di sektor pertanian dan perkebunan maupun Infrastruktur.

Karena sudah sepuh, R.Astrodikoro digantikan oleh R.Sastroprawiro yang sebelumnya menjabat patih Bondowoso. Saat itu nasionalisme mulai tumbuh dan muncul pergerakan – pergerakan yang diinisiasi  dari Budi Utomo dan mengalir hingga ke Jember. Pemerintah Belanda melarang pegawai pemerintah untuk berpolitik.

Setelah R.Sastroprawiro pensiun, Jember dipimpin oleh RM.Harsono. Tak lama di Jember, Ia ditarik menjadi Bupati Bangil dan Jember dipimpin oleh R.Soemawidjojo sampai pensiun.

Setelah itu kepemimpinan Jember berpindah kepada R.Ario Soedbjokoesoemo yang sebelumnya menjabat sebagai wedono Tanggul. Sebentar memimpin Jember, R.Ario Soedbjokoesoemo dipindah untuk memimpin Regent / Kabupaten Panarukan. Jember kemudian dipimpin oleh Mas Poedjo. Mas Poedjo juga tak lama memimpin Jember karena dipindah menjadi Bupati Probolinggo.

Setelah kepindahan Mas Poedjo, Jember dipimpin R.Notohadinegoro yang sebelumnya menjabat sebagai patih Kediri. Pada masa Notohadinegoro ini Jember berubah status dari Patih Zelftandig menjadi Regent dipimpin Bupati dan berjalan sampai sekarang.

Dari sini diketahui bahwa Jember memiliki pemerintahan sendiri yang bertanggung jawab pada Residen sejak zaman Patih Astrodikoro pada 1895.

Bila sama-sama berpegang pada nerlando sentris maka Hari Ulang Tahun Jember saat ini adalah 126 tahun.

Bagikan Ke:

Check Also

Bupati Hendy Targetkan Bandara Notohadinegoro Tahun Ini Beroperasi

Jember – Bupati Jember Hendy Siswanto menargetkan bandara Notohadinegoro tahun ini bisa kembali beroperasi secara …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *